Thursday, January 30, 2020

Bermulai di January

Halo.

Lagi2 gw membuktikan kekonsistenan gw buat back to blogging hehe.
Gak, gak. Engga berarti gw segabut itu. Sebenernya ada banyak hal lain kok yg sama prioritasnya buat gw lakuin. Also, sama menariknya. Netflix list gw ngantri buat di tonton, update playlist di spotify, or ngedit video yg belom kelar2. Tapi gw memilih buat "menebus" ke "go-blog" an gw biar lebih bermutu.

Di minggu terakhir dari awal bulan tahun ini *aduh ribet*, gw mencoba sedikit flashback sama apa yang baru aja terjadi sama kehidupan gw.

Its been a month.

Dimana gw masih inget pas malem tahun baru 2019 kemaren, gw sedikit menyisipkan doa dengan sebuah perasaan yang optimis akan tahun 2020. Tapi rupanya doa gw cuma bertahan beberapa jam aja sodara2.

Subuh2 gw dibangunin mama yg mulai sedikit panik karena lihat banjir dijalanan depan rumah gw yg ternyata udah mulai masuk garasi. Emang sih, dari sore tanggal 31 desember, hujan ga ada berhenti2nya. Dan curah hujan nya pun cukup extreme tanpa henti.

Well, tanpa bermaksud membanding2kan, terdengar B aja buat some people yg tempat tinggalnya (sorry) langganan banjir. Back to several years ago, komplek rumah gw Alhamdulillah bukan yg gampang kebanjiran. Separah2nya pun pernah cuma sampe garasi ujung dan itupun cepet surutnya.
But it was different on that 1st of January........................................

Banjir masuk rumah!

Panic.

Yeap. Se-panik itu. I know, no matter the condition and situation you are facing, stay calm and do not be panic.

Tapi manusia tetaplah manusia biasa. Terlebih ketika lo terlahir sebagai perempuan. Ga peduli gimana keseharian gw yg memuja prinsip “stay calm and dont be panic”, dalam kondisi kaya banjir kemarin, I was f*cked up. Seumur2 tinggal di Bekasi ga pernah yg namanya hujan sampe masuk sampe dalem rumah gitu. Otak gw berasa lumpuh liatin air2 itu masuk dengan cepat ke rumah.
What should I do? What should I do?

Then at that time, I was with someone which is now we aren’t together anymore.

I called him by phone with a very panic voice.

Yang gw tau, gw butuh ditenangin. Gw takut. Tapi gatau harus apa.
Gw nyerocos aja minta tolong dia. Tanpa gw sendiripun gatau hal apa yg harus dia tolongin.

“Kamu ngomong apa? Terus kamu mau gimana? Mau aku kesana? Yaudah aku kesana.”

Damn.

I hate writing this part.

Dear you, if you read about this part. I just want to tell you something that I never had a chance to talk to you directly.

“Terima kasih sudah bela2in dateng dari Jakarta Barat sana sampe Bekasi, yg pada akhirnya pun ga sampe kerumah karena banjir dimana2. 
Terima kasih dan Maaf. 
I apologize if that moment become one of the reason that triggered you to think and finally decided something to our relationship. 
Berbahagialah selalu, whoever you are with now. 
Something better left unsaid. However through this post, if one day you read this, just so you know that I always remember every single word you say since day 1.
As you ever told me: Apa yang kamu tabur, itu yang kamu tuai.
I wish you all the happiness with the new one and thanks for ever existed. Be good, A.”


...........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

January feels like November now.

Ohya, kerjaan gw dikantor juga lagi hectic2nya banget Alhamdulillah. Iyadong Alhamdulillah, karena semenjak di dunia kerja, gw punya prinsip “Its better being hectic rather than being unproductive”. Asli. Gw pernah ngerasain itu dan berasa downgrade seketika.
Yeap. Being gabut dikantor itu ga seenak yg orang2 kira kok. At least for me ya. Gatau deh orang lain.

Haha. Kalo diinget2 lucu. Tiap kali gw bacain satu2 postingan2 lawas gw yg hampir 7 tahun itu, dan compare sama kejadian2 yg terjadi selama gw absen ngeblog, itu tuh bener2 se drastis itu "cerita" nya. Rasanya gw pengen ngomong sama Dina versi mahasiswa. "Girl, you made it, huh?" 

LOL. Forever gratefull indeed.

AdiĆ³s!



No comments:

Post a Comment